adalah danau terluas di Jepang, terletak di Prefektur Shiga, sebelah timur laut kota Kyoto. Danau ini merupakan salah satu situs lahan basah yang dilindungi Konvensi Ramsar.
Danau ini menempati 1/6 luas wilayah Prefektur Shiga dan merupakan hilir Sungai Seta yang mengalir ke Teluk Osaka sebagai Sungai Uji dan Sungai Yodo. Air ledeng di kota Kyoto diambil dari Kanal Danau Biwa (Biwako Sosui) yang airnya berasal dari Danau Biwa.
Di bagian danau yang paling sempit terdapat jembatan Biwako Ohashi yang membagi danau menjadi wilayah perairan utara (Hokko), dan wilayah perairan selatan (Nanko). Kedua wilayah danau ini berbeda antara lain dalam soal arus air dan kualitas air.
Wilayah daratan sekeliling danau diberi nama berdasarkan letak wilayah tersebut terhadap danau. Konan adalah nama wilayah di selatan danau, Koto di sebelah timur danau, Kohoku di sebelah utara danau, dan Kosei di sebelah barat danau.
Danau Biwa terbentuk akibat pergeseran kerak bumi sekitar 4 juta hingga 6 juta tahun yang lalu. Danau ini termasuk danau tertua nomor 3 di dunia setelah Danau Baikal dan Danau Tanganyika.
Kitab Kojiki menyebut danau ini sebagai Afumi no umi (Danau Afumi). Di pertengahan abad ke-7, Kaisar Tenji sempat memindahkan ibu kota di Ōtsu no miya. Di dalam kitab Manyōshū, danau ini disebut Awami, dan perlahan-lahan pengucapan berubah menjadi Ōmi, hingga provinsi tempat danau ini berada disebut Provinsi Ōmi.
Kemungkinan besar danau ini baru disebut Biwa-ko (Danau Biwa) di pertengahan zaman Edo. Danau ini sangat luas dan orang zaman dulu tidak tahu persis bentuk danau ini. Danau ini diketahui bentuknya mirip alat musik bersenar Biwa, setelah tercapai kemajuan dalam teknik pengukuran di zaman Edo.
Danau Biwa pernah digunakan sebagai jalur transportasi pengangkutan pajak berupa beras dari daerah Hokuriku, dan menurut catatan sejarah di sana sering terjadi perampasan beras oleh kawanan penjahat berperahu.
Sejarah singkat: