Krakatau

Artikel ini mengenai pulau dan gunung Krakatau. Untuk penggunaan lain, lihat Krakatau (disambiguasi).
Artikel ini mengenai pulau dan gunung Krakatau. Untuk penggunaan lain, lihat Krakatau (disambiguasi). <tr><td style="border-top: 1px solid #999966; border-right: 1px solid #999966; background: #e7dcc3; width: 85px">Letak</td><td class="label" style="border-top: 1px solid #999966; width: 220px">Selat Sunda, Indonesia</td></tr><tr><td style="border-top: 1px solid #999966; border-right: 1px solid #999966; background: #e7dcc3; width: 85px">Koordinat</td><td style="border-top: 1px solid #999966; width: 220px">6°6′27″LS,105°25′3″BT</td></tr><tr class="note"><td style="border-top: 1px solid #999966; border-right: 1px solid #999966; background: #e7dcc3; width: 85px">Jenis</td><td style="border-top: 1px solid #999966; width: 220px">Kaldera vulkanik</td></tr><tr class="note"><td style="border-top: 1px solid #999966; border-right: 1px solid #999966; background: #e7dcc3; width: 85px">Letusan terakhir</td><td style="border-top: 1px solid #999966; width: 220px">2007-2008</td></tr><tr><td style="border-top: 1px solid #999966; border-right: 1px solid #999966; background: #e7dcc3; width: 85px">Listing</td><td style="border-top: 1px solid #999966; width: 220px">Spesial Ribu</td></tr>
Krakatau
Krakatoa (bahasa Inggris)

<tr><td style="border-top:1px solid #999966; text-align: center;" colspan=2>300px
Gunung Krakatau pada lukisan abad ke-19.</td></tr>

Tinggi 813 m (2,667 kaki)

Krakatau adalah kepulauan vulkanik yang masih aktif dan berada di Selat Sunda antara pulau Jawa dan Sumatra. Nama ini pernah disematkan pada satu puncak gunung berapi di sana (Gunung Krakatau) yang sirna karena letusannya sendiri pada tanggal 26-27 Agustus 1883. Letusan itu sangat dahsyat; awan panas dan tsunami yang diakibatkannya menewaskan sekitar 36.000 jiwa. Sampai sebelum tanggal 26 Desember 2004, tsunami ini adalah yang terdahsyat di kawasan Samudera Hindia. Suara letusan itu terdengar sampai di Alice Springs, Australia dan Pulau Rodrigues dekat Afrika, 4.653 kilometer. Daya ledaknya diperkirakan mencapai 30.000 kali bom atom yang diledakkan di Hiroshima dan Nagasaki di akhir Perang Dunia II.

Letusan Krakatau menyebabkan perubahan iklim global. Dunia sempat gelap selama dua setengah hari akibat debu vulkanis yang menutupi atmosfer. Matahari bersinar redup sampai setahun berikutnya. Hamburan debu tampak di langit Norwegia hingga New York.

Ledakan Krakatau ini sebenarnya masih kalah dibandingkan dengan letusan Gunung Toba dan Gunung Tambora di Indonesia, Gunung Tanpo di Selandia Baru dan Gunung Katmal di Alaska. Namun gunung-gunung tersebut meletus jauh di masa populasi manusia masih sangat sedikit. Sementara ketika Gunung Krakatau meletus, populasi manusia sudah cukup padat, sains dan teknologi telah berkembang, telegraf sudah ditemukan, dan kabel bawah laut sudah dipasang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa saat itu teknologi informasi sedang tumbuh dan berkembang pesat.

Tercatat bahwa letusan Gunung Krakatau adalah bencana besar pertama di dunia setelah penemuan telegraf bawah laut. Kemajuan tersebut, sayangnya belum diimbangi dengan kemajuan di bidang geologi. Para ahli geologi saat itu bahkan belum mampu memberikan penjelasan mengenai letusan tersebut.

Perkembangan Gunung Krakatau

Gunung Krakatau Purba

Melihat kawasan Gunung Krakatau di Selat Sunda, para ahli memperkirakan bahwa pada masa purba terdapat gunung yang sangat besar di Selat Sunda yang akhirnya meletus dahsyat yang menyisakan sebuah kaldera (kawah besar) yang disebut Gunung Krakatau Purba, yang merupakan induk dari Gunung Krakatau yang meletus pada 1883. Gunung ini disusun dari bebatuan andesitik.

Catatan mengenai letusan Krakatau Purba yang diambil dari sebuah teks Jawa Kuno yang berjudul Pustaka Raja Parwa yang diperkirakan berasal dari tahun 416 Masehi. Isinya antara lain menyatakan:

Ada suara guntur yang menggelegar berasal dari Gunung Batuwara. Ada pula goncangan bumi yang menakutkan, kegelapan total, petir dan kilat. Kemudian datanglah badai angin dan hujan yang mengerikan dan seluruh badai menggelapkan seluruh dunia. Sebuah banjir besar datang dari Gunung Batuwara dan mengalir ke timur menuju Gunung Kamula.... Ketika air menenggelamkannya, pulau Jawa terpisah menjadi dua, menciptakan pulau Sumatera

Pakar geologi Berend George Escher dan beberapa ahli lainnya berpendapat bahwa kejadian alam yang diceritakan berasal dari Gunung Krakatau Purba, yang dalam teks tersebut disebut Gunung Batuwara. Menurut buku Pustaka Raja Parwa tersebut, tinggi Krakatau Purba ini mencapai 2.000 meter di atas permukaan laut, dan lingkaran pantainya mencapai 11 kilometer.

Akibat ledakan yang hebat itu, tiga perempat tubuh Krakatau Purba hancur menyisakan kaldera (kawah besar) di Selat Sunda. Sisi-sisi atau tepi kawahnya dikenal sebagai Pulau Rakata, Pulau Panjang dan Pulau Sertung, dalam catatan lain disebut sebagai Pulau Rakata, Pulau Rakata Kecil dan Pulau Sertung. Letusan gunung ini disinyalir bertanggung- jawab atas terjadinya abad kegelapan di muka bumi. Penyakit sampar bubonic terjadi karena temperatur mendingin. Sampar ini secara signifikan mengurangi jumlah penduduk di muka bumi.

Letusan ini juga dianggap turut andil atas berakhirnya masa kejayaan Persia purba, transmutasi Kerajaan Romawi ke Kerajaan Byzantium, berakhirnya peradaban Arabia Selatan, punahnya kota besar Maya, Tikal dan jatuhnya peradaban Nazca di Amerika Selatan yang penuh teka-teki. Ledakan Krakatau Purba diperkirakan berlangsung selama 10 hari dengan perkiraan kecepatan muntahan massa mencapai 1 juta ton per detik. Ledakan tersebut telah membentuk perisai atmosfer setebal 20-150 meter, menurunkan temperatur sebesar 5-10 derajat selama 10-20 tahun.

Munculnya Gunung Krakatau

Perkembangan Gunung Krakatau Pulau Rakata, yang merupakan satu dari tiga pulau sisa Gunung Krakatau Purba kemudian tumbuh sesuai dengan dorongan vulkanik dari dalam perut bumi yang dikenal sebagai Gunung Krakatau (atau Gunung Rakata) yang terbuat dari batuan basaltik. Kemudian, dua gunung api muncul dari tengah kawah, bernama Gunung Danan dan Gunung Perbuwatan yang kemudian menyatu dengan Gunung Rakata yang muncul terlebih dahulu. Persatuan ketiga gunung api inilah yang disebut Gunung Krakatau.

Gunung Krakatau pernah meletus pada tahun 1680 menghasilkan lava andesitik asam. Lalu pada tahun 1880, Gunung Perbuwatan aktif mengeluarkan lava meskipun tidak meletus. Setelah masa itu, tidak ada lagi aktivitas vulkanis di Krakatau hingga 20 Mei 1883. Pada hari itu, setelah 200 tahun tertidur, terjadi ledakan kecil pada Gunung Krakatau. Itulah tanda-tanda awal bakal terjadinya letusan dahsyat di Selat Sunda. Ledakan kecil ini kemudian disusul dengan letusan-letusan kecil yang puncaknya terjadi pada 26-27 Agustus 1883.

Erupsi 1883

Sebuah litografi yang dibuat pada tahun 1888 yang menggambarkan Gunung Krakatau pada kejadian Erupsi 1883. Pada hari Senin, 27 Agustus 1883, tepat jam 10.20, meledaklah gunung itu. Menurut Simon Winchester, ahli geologi lulusan Universitas Oxford Inggris yang juga penulis National Geographic mengatakan bahwa ledakan itu adalah yang paling besar, suara paling keras dan peristiwa vulkanik yang paling meluluhlantakkan dalam sejarah manusia modern. Suara letusannya terdengar sampai 4.600 km dari pusat letusan dan bahkan dapat didengar oleh 1/8 penduduk bumi saat itu.

Menurut para peneliti di University of North Dakota, ledakan Krakatau bersama ledakan Tambora (1815) mencatatkan nilai Volcanic Explosivity Index (VEI) terbesar dalam sejarah modern. The Guiness Book of Records mencatat ledakan Krakatau sebagai ledakan yang paling hebat yang terekam dalam sejarah.

Ledakan Krakatau telah melemparkan batu-batu apung dan abu vulkanik dengan volume 18 kilometer kubik. Semburan debu vulkanisnya mencavai 80 km. Benda-benda keras yang berhamburan ke udara itu jatuh di dataran pulau Jawa dan Sumatera bahkan sampai ke Sri Lanka, India, Pakistan, Australia dan Selandia Baru.

Letusan itu menghancurkan Gunung Danan, Gunung Perbuwatan serta sebagian Gunung Rakata dimana setengah kerucutnya hilang, membuat cekungan selebar 7 km dan sedalam 250 meter. Gelombang laut naik setinggi 40 meter menghancurkan desa-desa dan apa saja yang berada di pesisir pantai. Tsunami ini timbul bukan hanya karena letusan tetapi juga longsoran bawah laut.

Tercatat jumlah korban yang tewas mencapai 36.417 orang berasal dari 295 kampung kawasan pantai mulai dari Merak (Serang) hingga Cilamaya di Karawang, pantai barat Banten hingga Tanjung Layar di Pulau Panaitan (Ujung Kulon serta Sumatera Bagian selatan. Di Ujungkulon, air bah masuk sampai 15 km ke arah barat. Keesokan harinya sampai beberapa hari kemudian, penduduk Jakarta dan Lampung pedalaman tidak lagi melihat matahari. Gelombang Tsunami yang ditimbulkan bahkan merambat hingga ke pantai Hawaii, pantai barat Amerika Tengah dan Semenanjung Arab yang jauhnya 7 ribu kilometer.

Anak Krakatau

Anak Krakatau, dua tahun sejak awal terbentuknya. Foto diambil 12 atau 13 Mei 1929, koleksi Tropenmuseum. Mulai pada tahun 1927 atau kurang lebih 40 tahun setelah meletusnya Gunung Krakatau, muncul gunung api yang dikenal sebagai Anak Krakatau dari kawasan kaldera purba tersebut yang masih aktif dan tetap bertambah tingginya. Kecepatan pertumbuhan tingginya sekitar 20 inci per bulan. Setiap tahun ia menjadi lebih tinggi sekitar 20 kaki dan lebih lebar 40 kaki. Catatan lain menyebutkan penambahan tinggi sekitar 4 cm per tahun dan jika dihitung, maka dalam waktu 25 tahun penambahan tinggi anak Rakata mencapai 7.500 inci atau 500 kaki lebih tinggi dari 25 tahun sebelumnya. Penyebab tingginya gunung itu disebabkan oleh material yang keluar dari perut gunung baru itu. Saat ini ketinggian Anak Krakatau mencapai sekitar 230 meter di atas permukaan laut, sementara Gunung Krakatau sebelumnya memiliki tinggi 813 meter dari permukaan laut.

Menurut Simon Winchester, sekalipun apa yang terjadi dalam kehidupan Krakatau yang dulu sangat menakutkan, realita-realita geologi, seismik serta tektonik di Jawa dan Sumatera yang aneh akan memastikan bahwa apa yang dulu terjadi pada suatu ketika akan terjadi kembali. Tak ada yang tahu pasti kapan Anak Krakatau akan meletus. Beberapa ahli geologi memprediksi letusan in bakal terjadi antara 2015-2083. Namun pengaruh dari gempa di dasar Samudera Hindia pada 26 Desember 2004 juga tidak bisa diabaikan.

Anak Krakatau, Februari 2008 Menurut Profesor Ueda Nakayama salah seorang ahli gunung api berkebangsaan Jepang, Anak Krakatau masih relatif aman meski aktif dan sering ada letusan kecil, hanya ada saat-saat tertentu para turis dilarang mendekati kawasan ini karena bahaya lava pijar yang dimuntahkan gunung api ini. Para pakar lain menyatakan tidak ada teori yang masuk akal tentang Anak Krakatau yang akan kembali meletus. Kalaupun ada minimal 3 abad lagi atau sesudah 2325 M. Namun yang jelas, angka korban yang ditimbulkan lebih dahsyat dari letusan sebelumnya.

Krakatau dalam karya seni

Film

  • Krakatoa, East of Java Drama, Amerika Serikat, 1969, Sutradara: Bernard Kowalski, bersama pemeran utama Maximilian Schell
  • Krakatau – Ein Vulkan verändert die Welt. Doku-Drama, 2006, 45 Min., Sutradara dan naskah: Jeremy Hall, Produksi: ZDF, Laman di ZDF
  • Krakatoa. The Last Days, Dokudrama, Britania Raya, 2006, 87 Min., Sutradara: Sam Miller, Produksi BBC, dengan Olivia Williams sebagai pemeran utama. Laman di BBC

<span id="interwiki-fr-fa" />

Sastera

  • Syair Lampung Karam tulisan Mohammad Saleh, terbit di Singapura (1883) berbahasa Melayu.

Lihat pula

  • Gunung meletus
  • Daftar gunung di Indonesia

Pranala luar

Krakatau

ar:كراكاتوا bg:Кракатау bn:ক্রাকাতোয়া bs:Krakatoa ca:Krakatau cs:Krakatoa cy:Krakatoa da:Krakatau de:Krakatau en:Krakatoa eo:Krakatoa es:Volcán Krakatoa eu:Krakatoa fa:کراکاتوآ fi:Krakatau fr:Krakatoa fy:Krakatau gl:Krakatoa he:קרקטואה hi:एनैक क्राकाटाओ hr:Krakatoa hu:Krakatau is:Krakatá it:Krakatoa ja:クラカタウ jv:Gunung Krakatau ka:კრაკატაუ lt:Krakatau ms:Krakatau nl:Krakatau (vulkaan) no:Krakatau pam:Krakatau pl:Krakatau pt:Krakatao ro:Krakatau ru:Кракатау scn:Krakatau simple:Krakatoa sk:Krakatoa sl:Krakatoa sq:Krakatau sr:Кракатау sv:Krakatau ta:கிரகட்டோவா th:ภูเขาไฟกรากะตัว tr:Karakatau uk:Кракатау ur:کراکاٹوا vi:Krakatoa zh:喀拉喀托火山

Terdaftar dalam kategori berikut::
Tulis komentar
Kiat & Petunjuk
Belum ada tips atau petunjuk untuk Krakatau. Mungkin Anda akan menjadi orang pertama yang memposting informasi yang berguna untuk sesama pelancong?:)

Hotel di dekatnya

Lihat semua hotel Lihat semua
Grand Elty Krakatoa at Krakatoa Nirwana Resort

mulai $66

Hotel Mambruk Anyer

mulai $58

Sanghyang Indah Spa resort

mulai $40

Roby?s Villa MGA Mambruk

mulai $245

The Tirtha Arumdalu Hills

mulai $36

The Tirtha Arumdalu Villas

mulai $60

Pemandangan direkomendasikan terdekat

Lihat semua Lihat semua
Tambahkan ke Daftar Keinginan
Saya pernah ke sini
Dikunjungi
Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta

Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta (IATA: CGK, ICAO: W

Tambahkan ke Daftar Keinginan
Saya pernah ke sini
Dikunjungi
Museum Taman Prasasti

Museum Taman Prasasti adalah sebuah museum cagar budaya peninggalan

Tambahkan ke Daftar Keinginan
Saya pernah ke sini
Dikunjungi
Wisma 46

Wisma 46 adalah bangunan tertinggi Indonesia.[] Merupakan

Tambahkan ke Daftar Keinginan
Saya pernah ke sini
Dikunjungi
Museum Nasional Indonesia

The National Museum of Indonesia (Indonesian: Museum Nasional), is an

Tambahkan ke Daftar Keinginan
Saya pernah ke sini
Dikunjungi
Istana Negara

Istana Negara dan Istana Merdeka yang berada di satu kompleks di Jalan

Tambahkan ke Daftar Keinginan
Saya pernah ke sini
Dikunjungi
Istana Merdeka

Istana Merdeka adalah tempat resmi kediaman dan kantor Presiden

Tambahkan ke Daftar Keinginan
Saya pernah ke sini
Dikunjungi
Monumen Selamat Datang

Monumen Selamat Datang adalah sebuah monumen yang terletak di tengah

Tambahkan ke Daftar Keinginan
Saya pernah ke sini
Dikunjungi
Monumen Nasional

Monumen Nasional atau yang populer disingkat dengan Monas atau Tugu

Tempat wisata yang sama

Lihat semua Lihat semua
Tambahkan ke Daftar Keinginan
Saya pernah ke sini
Dikunjungi
Shōwa-shinzan

Shōwa-shinzan (昭和新山, Shōwa-shinzan) is a volcanic lava dome in the Sh

Tambahkan ke Daftar Keinginan
Saya pernah ke sini
Dikunjungi
Sakurajima

Sakurajima (桜島 ) adalah sebutan untuk gunung api str

Tambahkan ke Daftar Keinginan
Saya pernah ke sini
Dikunjungi
Gunung Vesuvius

Gunung Vesuvius (bahasa Italia: Monte Vesuvio) adalah satu-satunya

Tambahkan ke Daftar Keinginan
Saya pernah ke sini
Dikunjungi
Teide

Teide adalah nama sebuah gunung berapi di Pulau Tenerife dan Kepulauan

Tambahkan ke Daftar Keinginan
Saya pernah ke sini
Dikunjungi
Poás Volcano

The Poás Volcano, in Spanish Volcán Poás, is an active st

Lihat semua tempat yang sama